14 Penyakit Hati.
Belajar menelaah 14 penyakit hati dalam diri manusia.
Last updated
Belajar menelaah 14 penyakit hati dalam diri manusia.
Last updated
Pada pembahasan sebelum nya kita telah mengurai apa itu Iman, Islam dan Ihsan, yang mana pesan dari pembahasan tersebut mangurai tentang hubungan antara Manusia dengan Tuhan nya yang menjadi ukuran keimanan dalam kehidupan sehari hari nya. lalu hubungan manusia dengan Rasul nya yang menjadi ukuran seberapa baik orang tersebut menjalan kan syariat islam dalam kehidupan beribadah nya. dan kemudian hubungan manusia dengan sesama nya yang menjadi ukuran seberapa baik orang tersebut membenahi diri menjadi seorang Ihsan.
Semoga dengan pembahasan tersebut, kita mulai bisa membenahi hati kita sehingga dalam setiap ikhtiar dalam segala aktifitas sehari hari, kita mulai meniat kan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan mencari amal dan pahala dalam setiap aktifitas nya untuk bekal di akhirat nanti.
yang mana jika kita mulai mantafakuri hal tersebut, maka kita akan memulai nya dengan membenahi hati kita dengan cara mendengarkan apa yang di benak kita dalam keseharian dan jika tafakur tersebut kita lakukan dengan arah yang tepat, maka kita akan mulai menyelami, membaca dan memahami diri, apa sejati nya yang ada di hati kita dan tentu nya kita akan menemukan penyakit penyakit hati yang kita sadari mau pun tidak kita sadari, dan bisa di pastikan bahwa penyakit penyakit hati ini ada dalam diri setiap manusia.
lalu apa sajakah penyakit penyakit itu? mari kita uraikan satu persatu.
1. Bodoh (Amarah)
Jika kita bertafakur dalam membaca nafsu Amarah, maka penyakit hati yang paling pertama kita temukan adalah sikap Bodoh.
mengapa kita akan menemukan penyakit bodoh tersebut?
karena kita akan mulai menyadari, setiap aktifitas yang kita lakukan dalam sehari hari, bertujuan untuk mengejar kehidupan duniawi, yang bahkan kita memperjuangkan nya segenap hati, fikiran, dan tenaga untuk mencapai kesenangan duniawi tesebut, terlepas apapun itu bentuk nya.
padahal kehidupan kita di dunia ini hanyalah sesaat dan apapun yang kita dapatkan di dunia ini tak akan ada satupun yang kita bawa saat kita mati, kecuali 3 perkara yaitu Ilmu yang bermanfaat, amal jariah, dan anak yang sholeh.
sedangkan akhirat, kehidupan abadi yang akan kita tuju, sering kali dilupakan.
Kita wajib berikhtiar untuk menghilangkan penyakit bodoh tersebut dengan memahami ilmu tauhid agar tidak terjebak dengan kesenangan duniawi. dan dalam hal ini kita membahas keadaan hati, bukan membahas keadaan dzohir.
contoh : “ooh iya ya, ternyata selama ini saya sibuk mengejar dunia demi memenuhi kebutuhan hidup, mulai besok saya akan berhenti berdagang dan fokus ibadah untuk akhirat”
nah bukan itu yang di maksud dengan menghilangkan kebodohan tersebut, karena dalam hal ini bukan membahas tentang kehidupan, tapi menelaah isi hati. karena ikhtiar dalam menjemput rejeki untuk keperluan hidup adalah kewajiban, namun dalam hati niat kan ikhtiar tersebut untuk mencari amal dan pahala nya sehingga kita tidak akan mempermasalahkan bentuk dari hasil ikhtiar tersebut, hingga kita mulai merasa tentram.
Contoh lain: Semenjak menyadari ada nya kebodohan dalam hati tentang perkara dunia, rumah nya jadi sering berantakan dan malas untuk membenahi nya, karena berfikir itu pun adalah hal duniawi.
Bukan pula seperti itu, karena dalam kehidupan ada patokan syariat. seperti hal nya ” An-Nadhofatu Minal Iman” (Kebersihan adalah sebagian dari Iman”. jadi dalam kehidupan ada syariat yang wajib kita jalankan supaya kita bisa belajar membenahi mana ranah hati, dan mana ranah kehidupan. jadi penyakit bodoh dalam hal ini adalah membenahi perkara hati.
2. Bohong (Lawamah)
Jika dalam Amarah ada penyakit bodoh, maka dalam lawamah ada penyakit Bohong, dan dua perkara tersebut adalah berpasangan.
jadi, orang yang dalam hati nya ada kebodohan, maka dia pun pasti sering berbohong akibat dari kebodohan nya. bodoh tersebut bukan tentang ilmu dunia dalam arti secara akademis, tapi bodoh tidak pernah memikirkan tentang perkara akhirat.
Jika seseorang mulai mempersiapkan kehidupan nya untuk bekal akhirat, maka dia akan tahu suatu saat akan ada hisab di yaumul mizan. yang mana jika berbohong pasti akan di hisab. maka dari itu, jika sudah bisa menghilangkan kebodohan nya, maka dia tidak akan pernah berbohong.
3. Iri (Amarah)
Jika kita terus bertafakur mendalami isi hati, maka penyakit yang selanjut nya akan kita temukan adalah Iri. kalau dalam bahasa sunda penyakit ini di sebut dengan “Kabitaan”. dalam arti selalu mengingin kan hal yang sama atas apa yang orang lain miliki.
melihat orang lain punya baju model begitu, kita ingin.
melihat orang lain punya barang itu, kita ingin.
melihat orang lain membeli sesuatu, kita ingin.
terus dan terus ingin memiliki hal yang sifat nya duniawi!
tak penah terlintas keinginan dalam hati nya untuk hal hal yang akan dia persiapkan untuk akhirat nanti. seperti membayangkan keindahan telaga haud yang di ceritakan oleh Rasulullah, membayang kan seperti apa kenikmatan surga saat kita membawa amal yang cukup untuk mendatangi nya, dan sebagai nya.
saat seseorang memiliki penyakit iri dalam nafsu Amarah nya, maka dalam nafsu Lawamah nya dia akan memiliki sifat mencela.
4. Mencela (Lawamah)
Coba lah kita bertafakur dan mengingat saat kita mencela orang lain.
ada teman yang memiliki gadget baru, lalu kita berkata “waah gadget baru nih, hasil kredit ya? atau bertemu dengan teman nongkrong, lalu kita bilang, “gaya amat stelan mu, sayang nggak pantes keliatan nya!”
Nah itu adalah salah satu contoh mencela, yang datang dari hati kita mengingin kan hal yang sama tapi tak sanggup untuk membeli nya, jadi lah kita mencela.
Ikhtiar kan lah sifat mencela tersebut dengan mentafakuri dan mendalami sifat 20 yang pernah di bahas sebelum nya.
Sebagus dan seindah apapun segala sesuatu yang ada di dunia, pasti akan berakhir rusak.
Sebanyak apapun harta benda yang kita miliki, pasti akan kita tinggal kan.
jika terus di tafakuri perkara tersebut maka perlahan lahan kita pun akan bisa memnghilang kan penyakit iri dan sifat mencela yang ada dalam hati.
5. Serakah (Amarah)
Setelah mengetahui penyakit iri dalam hati, maka selanjut nya kita akan menemukan penyakit serakah, yang membuat kita selalu merasa tidak pernah cukup.
Usaha yang sekarang berjalan sudah terasa maju, mulai memikirkan usaha yang lain.
Bisnis yang ini sudah mulai sukses, lalu memikir kan bagai mana bisnis yang itu sukses juga, dan sebagai nya.
dari sini ingin ada pemasukan, dari sana ingin ada pemasukan!
Pokok nya meraup sebanyak banyak nya sampai jadi konglomerat dengan gurita bisnis nya, nah itu lah penyakit serakah.
di sini saya ingin menegas kan bahwa ini bukan berbicara perkara dzohir, tapi berbicara tantang isi hati. karena ikhtiar membenahi hati, itu adalah ranah kita. sedangkan untuk perkara duniawi, itu adalah ketetapan Allah yang akan menjamin nya. tugas kita hanyalah berikhtiar dengan berbekal keimanan.
bukan berarti tidak boleh kita ingin memiliki bisnis dan usaha sebagai penunjang kahidupan, yang harus kita waspadai dalam hati adalah penyakit serakah nya.
sering kali kita membuat gambaran gambaran hari esok dengan segenap perencanaan nya ingin begini, ingin begitu yang mana perencanaan tersebut tentu nya membutuhkan waktu, fikiran, dan tenaga. namun dalam kenyataan nya belum tentu perencanaan tersebut bisa terwujud.
bukan kah itu sesuatu yang sia sia?
bertafakur lah dengan mendalami pemahaman tentang rejeki yang pernah di uraikan sebelum nya. bahwa semua makhluk di alam dunia ini, telah memiliki ketetapan rejeki nya masing masing.
yang rejeki nya besar tidak akan menjadi kecil, yang rejeki nya kecil tidak akan menjadi besar.
rejeki kita pasti Allah datangkan kepada kita, rejeki orang lain pasti allah kirim untuk orang lain pula.
akhir nya kita mulai bisa mensyukuri segenap apa yang kita dapat kan saat ini, hingga hilang lah penyakit serakah tersebut dalam hati.
dengan begitu, maka kita akan merasakan hidup yang tentram.
6. Keji (Lawamah)
Jika dalam amarah masih ada penyakit serakah, maka dalam lawamah kita akan menemukan sifat keji.
contoh : saat kita memiliki usaha dalam suatu bidang, lalu kita pun melihat orang lain menjalan kan usaha yang sama, mulai lah kita merasa tersaingi, lalu timbul lah niat dalam hati dengan memikirkan bagai mana cara nya supaya usaha saingan kita bangkrut, apapun akan di lakukan dengan segala cara agar tujuan tersebut tercapai.
itu lah salah satu contoh sifat keji yang datang dari dorongan sifat serakah.
maka dalam hal ini, kita tidak akan bisa menghilangkan sikap keji tersebut jika sifat serakah nya pun tidak kita hilangkan.
jika kita mulai menyadari perkara ini, perbanyaklah istighfar dan memohon ampunan dan pertolongan Allah agar di jauh kan dari penyakit hati yang merusak ini.
7. Kikir (Amarah)
Selanjut nya mari kita kembali dalami hati kita, adakah penyakit kikir ini dalam hati kita?
Jika kita belum berhasil menghilangkan sifat serakah dalam penyakit hati yang sebelum nya, maka di pastikan selanjut nya kita akan menemukan penyakit kikir.
mengapa?
karena saat kita memiliki keserakahan dalam perkara rejeki, lalu kita mulai memiliki usaha yang maju, harta benda yang berkecukupan maka penyakit kikir ini akan menghalangi kita untuk belajar berbagi sebagian rejeki yang di titipkan tersebut karena takut akan berkurang.
Atau sebalik nya, ketika Allah menguji kita dengan keadaan rejeki yang sempit yang menurut kita hanya cukup untuk hari ini dan terkadang berfikir bagai mana dengan rejeki untuk besok?
maka sikap kikir ini pun akan menjadi penghalang untuk berbagi karena kita masih khawatir dengan keadaan yang sempit tersebut.
Padahal jika kita bertafakur kembali ke pemahaman tentang rejeki, saat dalam keadaan serba cukup itu adalah ujian, dalam keadaan sempit pun itu adalah ujian.
Itulah mengapa dalam syariat Islam ada Zakat, Infak, dan Sedekah yang jika kita pahami, sesungguh nya hal ini adalah sebagai tujuan untuk sarana pemelihara keimanan kita dalam menyikapi perkara rejeki saat kita berada dalam keadaan lapang atau pun sempit. sebagai bentuk ikhtiar untuk menghilangkan penyakit serakah yang mana jika penyakit serakah tersebut hilang, secara otomatis penyakit kikir pun Allah hilangkan.
Niat kan lah ketika kita beramal melalui Zakat, Infak, Atau pun sedekah bahwa rejeki tersebut adalah milik Allah, yang di titipkan kepada kita oleh Allah, yang akan kita kembalikan kepada Allah, dengan niat ibadah untuk Allah.
8. Dengki (Lawamah)
Jika dalam amarah ada penyakit kikir dan kita belum berhasil membereskan penyakit tersebut, maka dalam penyakit lawamah berikut nya kita akan menemukan penyakit dengki.
Ada nya penyakit dengki dalam hati akan mendatangkan sifat hitung hitungan dalam kehidupan keseharian nya. waktu di hitung, tenaga di hitung, fikiran di hitung.
segala nya di hitung mempertimbangkan untung dan rugi, itu lah efek dari penyakit dengki.
contoh : hari minggu ada kegiatan kerja bakti di lingkungan tepat tinggal nya, lalu dia mencari cari alasan gimana cara nya untuk menghindari kerja bakti tersebut karena tidak mau tenaga, waktu dan fikiran nya ia sedekah kan dan memilih di rumah saja dengan berfikir lebih baik istirahat buat persiapan kerja lagi nanti hari senin.
nah ini lah efek sikap hitung hitungan yang timbul dari penyakit dengki tersebut karena di awali dari penyakit kikir. maka dari itu jika kita bisa membereskan penyakit kikir nya maka penyakit dengki pun akan Allah hilangkan.
Ikhtiarlah untuk sering zakat, sering infaq, sering sedekah, dan niat kan lah semua itu karena ketakwaan kepada Allah.
hilang kikir nya, insha allah hilang pula dengkinya.
9. Sombong (Amarah)
Allah memberikan peringatan kepada kita tentang penyakit sombong ini dalam surah Luqman ayat ke 18 berikut ini:
Wa lā tuṣa‘‘ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā(n), innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhūr(in).
Artinya : “Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”
Sombong dalam hal ini adalah kita memiliki sifat merasa lebih dari orang lain dalam hal apapun. jangankan dalam perkara ilmu dan harta benda, misalkan ada orang yang tidak banyak harta, tidak banyak ilmu, tapi Allah titipkan wajah yang rupawan dan dia merasa lebih dari orang lain atas hal tersebut maka dia pun termasuk dalam golongan orang yang sombong.
10. Ghibah (Lawamah)
Jika dalam amarah nya ada penyakit sombong, maka dalam lawamah nya di pastikan ada penyakit ghibah. yaitu penyakit yang mengumpul ngumpul kekurangan orang lain karena dia merasa lebih dengan penyakit sombong nya. sehingga dalam hati nya yang tersimpan adalah kekurangan kekurangan orang lain, bukan kebaikan dan kelebihan nya.
berteman dengan si A, yang dia ingat adalah kejelekan nya. berteman dengan si B, yang dia ingat adalah kebodohan nya. berteman dengan si C, yang dia ingat adalah sikap cerewet nya.
dan seterus nya, selalu yang dia simpan dalam hati nya terhadap orang lain adalah hal hal tersebut karena orang yang sombong pasti ghibah. ikhtiar untuk menghilangkan sifat sombong dan ghibah ini adalah kita harus sering bertafakur untuk lebih mengenal Allah dengan memahami sifat wajib 20.
Semakin kita mengenal Allah, kita akan semakin sadar bahwa tak ada satu hal pun yang bisa kita sombongkan. dengan hilang nya penyakit sombong tersebut maka hilang pula penyakit ghibah nya.
11. Gaplah (Amarah)
Gaplah adalah menyenangi kegiatan kegiatan yang terasa nikmat secara duniawi, namun sia sia secara Ukhrawi.
Contoh : berkumpul bareng teman teman minum kopi sambil bermain Gapleh, niat nya sih untuk refreshing dan hiburan. jika hal ini di lakukan setahun sekali atau sebulan sekali, maka masih bisa di maklumi sebagai hiburan. duduk perkara nya ketika hal tersebut di lakukan seminggu sekali atau bahkan lebih sering dari itu, maka bisa jadi termasuk dalam perbuatan gaplah.
mulai lah kita senang dengan perkara perkara yang sifat nya kesenangan duniawi tapi tidak ada manfaat nya untuk bekal akhirat nanti.
12. Sembrono (Lawamah)
Jika dalam Amarah ada penyakit gaplah, maka dalam Lawamah nya di pastikan ada penyakit sembrono, yaitu menyepelekan terhadap segala sesuatu. sehingga dalam setiap aktifitas nya tidak jelas maksud dan tujuan nya karena menyepelekan.
Contoh: lagi kumpul kumpul sama teman teman, ngopi sambil gapleh. lalu terdengar suara adzan menandakan waktu nya sholat. dalam hati nya “nanti lagi lah, tanggung nih lagi asyik” nah ini lah sikap penyakit menyepelekan yang datang dari akibat penyakit gaplah.
13. Syahwat (Amarah)
Syahwat adalah penyakit hati yang menancap di lapisan hati paling dalam. sering kali kita menyimpulkan penyakit syahwat ini dengan lawan jenis karena ada ungkapan “Harta-Tahta-Wanita”, padahal syahwat dalam hal ini bukan hanya mengenai lawan jenis. begini hal penjelasan tersebut secara pemahaman tauhid:
Harta: kecintaan terhadap bentuk nya.
Sejuta, sepuluh juta, seratus juta, satu miliar, satu triliun dan sebagai nya, semakin besar, semakin cinta.
Dan hal tersebut adalah Harta.
Tahta: Kecintaan terhadap nilai nya.
Sepatu merk Adidas, baju merk Gucci, tas merk Hermes, mobil merk Lamborghini. semakin bagus, semakin senang. semakin terkenal merk nya, semakin cinta.
Dan itu lah yang di sebut dengan tahta.
Wanita: dalam hal ini berhubungan dengan Rasa.
Hilang uang, dia akan marah, namun tidak akan lama, karena masih bisa dapat ganti nya.
Hilang jabatan, dia pasti kesal dan kecewa, namun ini pun tidak akan lama karena masih bisa dapat ganti nya lagi.
namun ketika “Hilang Rasa” ini lah penyakit yang paling sulit mengobati nya yang bahkan ada yang di bawa sampai mati.
Contoh: seorang laki laki hendak melamar dan ingin menikahi seorang wanita, namun hal tersebut tidak di restui oleh pihak keluarga nya, hingga akhir nya batal.
dari kejadian tersebut membuat dia merasa tersiksa hati nya, hingga tidak mau makan, susah tidur dan sebagai nya.
bahkan ketika suatu saat dia bertemu dengan wanita lain pun yang bahkan lebih cantik secara fisik, dia tidak ada keinginan untuk menikah.
nah dalam hal ini bukan bentuknya yang menjadi akar permasalahan nya, tapi Rasa nya yang terbawa pergi oleh pengalaman yang sebelum nya.
dan hal ini lah yang di sebut dengan Syahwat.
saat seseorang memiliki syahwat yang besar, maka kapasitas akal orang tersebut akan besar pula. sehingga dari syahwat tersebut terciptalah gambaran gambaran yang ingin dia sesuai kan dengan akal nya. yang sering kali membentuk seseorang memiliki paham idealisme.
seperti gambaran rumah tangga yang baik dan benar menurut idealisme nya adalah memiliki istri yang begini, ketika berpakaian harus begini, cara bicara nya harus begini, lalu jika nanti punya anak akan begini dan sebagai nya. yang mana jika gambaran tersebut tidak sesuai, maka akan jadi masalah bagi nya. hingga segala sesuatu nya selalu berharap untuk sempurna yang sering kali akhir nya jadi menyiksa.
dan hal ini bagi nya akan berlaku untuk semua hal, bukan hanya dalam gambaran rumah tangga saja, tapi gambaran makanan, pergaulan, pekerjaan, gambaran lingkungan, semua nya selalu berharap sempurna.
yang mana jika tidak, dia akan merasa tersiksa karena menilai segala sesuatu bukan dengan ada dan tidak nya, bukan dengan bagus dan tidak nya tapi orang yang hati nya berpenyakit syahwat menilai segala sesuatu dengan ukuran “pantas dan tidak pantas.”
14. Ria (Lawamah)
Jika dalam lapis Amarah ada syahwat, maka dalam lapis Lawamah ada penyakit Ria. penyakit ini berada di atas sombong, namun sangat tipis.
Jika penyakit sombong seseorang memperlihatkan nya secara gamblang dan langsung, namun penyakit ria tidak terlihat secara langsung.
Seperti berbuat kebaikan, tapi bukan dari keimanan. melainkan dalam hati nya ingin mendapatkan pujian dari orang lain.
Ikhtiar untuk membenahi penyakit syahwat dan ria adalah dengan belajar bertafakur “Wakafa Billahi Syahida”
Cukuplah Allah yang menjadi saksi, atas segala amal dan kebaikan kita.
Inilah 14 penyakit hati yang bisa dijadikan pintu keluar masuknya syetan, sehingga seringkali sulit merasa tentram untuk bertuhankan hanya Allah SWT.
Pintu pertama adalah kebodohan, bodoh karena hanya memikirkan perkara-perkara dunia. Ketersesatan yang pertama ini menjadi pintu pembuka bagi penyakit hati lainnya.
Karena bodohnya, mulailah terbuka pintu kedua yaitu selalu merasa banyak keinginan terhadap urusan dunia (Iri).
Mulailah membelanjakan yang bukan kebutuhan untuk hidup, yang hanya disesuaikan dengan keinginannya saja. Setelah keinginan ini dituruti, mulailah syetan memasuki pintu ketiga, serakah yang dalam artian keinginan dunia ini dipenuhi dengan menghalalkan segala cara, kalau diibaratkan dalam bekerja, kaki jadi kepala dan kepala menjadi kaki, atau satu hari 24 jam rasanya tidak cukup untuk mengumpulkan materi agar ingin banyak bisa terpenuhi.
Pintu penyakit hati yang ke empat setelah kita terus mengikuti bisikan-bisikan syetan, adalah kikir. Takut berkurangnya apa-apa yang sudah dimiliki hingga sulit sekali untuk berbagi.
Semua apa-apa yang diinginkan sudah tercapai, hingga akhirnya terbukalah pintu penyakit hati yang kelima yaitu Ghibah, Ghibah tidak diartikan hanya bergosip atau membicarakan orang lain saja, karena membicarakan urusan-urusan dunia pun sudah tergolong ghibah.
Contohnya, membicarakan barang-barang, jabatan yang dimiliki dan kemudian mulailah membanding-bandingkan dengan orang lain, membicarakan kekurangan-kekurangan orang lain untuk urusan dunia, disitulah syetan sangat suka bersembunyi.
Pintu kedua dari terakhir adalah Gaplah. Gaplah adalah melakukan hal-hal yang tidak ada gunanya untuk urusan akhirat, membuang-buang waktu yang sebenarnya tidak ada manfaatnya sama sekali. Karena apa-apa yang diinginkannya sudah merasa tercapai. Merasa memiliki waktu yang luang untuk disia-siakan.
Pintu terakhir dari 7 pintu penyakit hati adalah syahwatun. Syahwat bukan melulu diartikan pada urusan hubungan dengan lawan jenis. Syahwat lebih tepatnya adalah sensasi Rasa. Sensasinya memiliki kendaraan dengan merk terkenal, sensasinya mengenakan pakaian dengan brand ternama. Itulah arti sesungguhnya dari syahwatun.
Setelah kita menyadari 7 dari 14 penyakit hati ini, kita akan menemukan penyakit-penyakit hati dari nafsu lawamah. Penyakit hati yang efek dari membiarkan syetan masuk dari pintu-pintu yang dibahas di atas. 7 penyakit hati dari nafsu lawamah akan hilang sejalan kita tidak membiarkan syetan masuk ke 7 pintu-pintu nafsu yang di bahas di atas.
Karena ketika kita membiarkan syetan masuk ke pintu yang di bahas di atas, secara otomatis penyakit hati dari nafsu lawamah pun mulai bermunculan. Contohnya ketika kita selalu merasa ingin memiliki materi (Iri) sudah otomatis penyakit hati Laomun (Poyokan/Menghina/Olok-olok) ada dalam hati.
Ikhtiar untuk menghilangkan penyakit hati yang berada di nafsu lawamah, cukup menyadari bahwa ada pintu-pintu yang terbuka di nafsu amaroh dan mulai lah kita berikhtiar untuk menutup pintu tersebut dengan cara tidak mengikuti keinginan-keinginan yang dibahas di atas tadi.
Selamat bertafakur, terima kasih.
Jika anda memerlukan file PDF dari tulisan ini silahkan Download Disini.