Materi 4 - Sifat 20 - Ma'nawiah
Mengenal Fase kehidupan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.
Setelah kita mengenal apa itu iman islam dan ihsan, lalu kita belajar membuka hijab hijab hati dan membersihkan setiap lapisan nya, yang kemudian kita belajar mengenal Allah dengan sifat 20 nafsiah, salbiah dan Ma’ani maka dalam pembahasan kali ini kita akan mempelajari sifat Ma’nawiah yang menjadi bukti adanya sifat Ma’ani dalam diri kita sebagai ciptaan nya.
semoga pembahasan dalam tulisan ini bisa memberikan titik terang untuk kita semua mengenal lebih jauh mengenai keyakinan kita tentang keberadaan Allah yang selama ini sangat dekat namun masih menjadi misteri akan kedekatan antara Allah dengan hamba nya tersebut dikarenakan kurang nya pemahaman kita tentang hal ini seperti yang Allah beritahukan kepada kita dalam Quran surah Al Qaf ayat 16 berikut ini:
“Wa laqad khalaqnal-insāna wa na‘lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh(ū), wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd(i).”
“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Di sana Allah memberitahukan kepada kita bahwa kedekatan dengan hamba Nya, sangat lah dekat, yang bahkan kedekatan nya tersebut melebihi kedekatan antara urat leher dengan hamba Nya
mari kita uraikan, seberapa dekat kehadiran Allah dengan hamba nya dalam kehidupan kita.
Dalam pembahasan sifat 20 sebelum nya ketika Allah memiliki Irodat (kehendak) untuk menciptakan kehidupan manusia, lalu Allah berkalam KUN (jadi) dan berikut nya FAYAKUN (jadilah) lalu Irodat tersebut selanjut nya menjadi Qodrat.
Fayakun pertama: Alam AHDAT, fayakun kedua :Alam WAHDAT, fayakun ketiga: Alam WAHIDIYAT, Fayakun ke empat: Alam ARWAH, Fayakun kelima: Alam JABARUT, Fayakun ke enam: Alam MITSAL, Fayakun ke Tujuh: Alam SEMPURNA (Alam Dunia)
*** Saya di sini tidak akan menjelaskan tentang setiap Fayakun tersebut, karena akan jadi pembahasan yang sangat panjang lagi, namun secara umum pembahasan mengenai hal ini di sebut TUJUH MARTABAT ALAM.
kejadian penciptaan manusia di awali di alam arwah yang saat itu Allah berfirman yang di jelaskan dalam Alquran surah al A'raf ayat 172 berikut ini:
“Wa iż akhaża rabbuka mim banī ādama min ẓuhūrihim żurriyyatahum wa asyhadahum ‘alā anfusihim, alastu birabbikum, qālū balā - syahidnā - an taqūlū yaumal-qiyāmati innā kunnā ‘an hāżā gāfilīn(a).”
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,”
Dalam ayat tersebut memberitahukan kita satu peristiwa di Alam arwah, ketika jauh sebelum ada alam dunia, Allah menciptakan cikal bakal manusia dalam bentuk “Zuriah” yang masih berada dalam dimensi Ruh, yang kemudian semua cikal bakal manusia tersebut Allah minta kesaksian nya saat berada di Alam Arwah dengan di tanya:
“alastu birabbikum” yang arti nya “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Dan saat itu, semua cikal bakal manusia, dan tentu nya kita pun berada di sana dan menjawab: qālū balā - syahidnā - an taqūlū yaumal-qiyāmati innā kunnā ‘an hāżā gāfilīn(a).”
yang artinya: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,”
nah yang perlu kita pahami dari hal di atas adalah, berarti kita pernah bertemu dengan Allah secara langsung, bahkan bukan hanya bertemu namun juga berdialog dengan pertanyaan dan jawaban yang di sebut kan dalam penggalan ayat tersebut.
yang mana kita harus meyakini peristiwa tersebut tanpa keraguan, karena itu adalah petunjuk dari Allah yang di tuliskan dalam Quran.
Adapun kita memahami nya atau pun belum, kita merasakan nya ataupun belum, itu adalah perkara yang lain.
***sedikit catatan dari peristiwa di alam arwah tersebut.
catatan pertama: berarti secara Hakikat nya, seluruh manusia adalah seumur, adapun istilah tua-muda, ayah-anak, ibu-bapak, kakek-nenek dan seterus nya, itu adalah penghitungan usia dalam ukuran jasad, yang mana yang pertama lahir ke dunia itu yang disebut lebih tua, dan yang setelah nya di sebut lebih muda, dan seterus nya.
namun yang harus kita pahami secara ruhaniah, hakikat nya manusia adalah seumur.
catatan kedua: Ruh setiap manusia akan Allah langgengkan di akhirat nanti, setelah perjalanan kehidupan di dunia nya selesai sesuai ketentuan takdir nya. karena yang mati hanyalah jasad.
lanjut ke pembahasan.
Jadi, setelah peristiwa tersebut seluruh cikal bakal manusia berada di alam arwah, menunggu giliran satu persatu untuk di perjalankan kehidupan nya di alam dunia sesuai dengan garis takdir yang Allah tentukan.
dimulai dari Manusia pertama yaitu Nabi adam, lalu siti Hawa, lalu ada anak nabi adam yang pertama, kedua, ketiga, ke empat, dan seterus nya, hingga kehidupan manusia saat ini, seperti itu lah proses mekanisme perjalanan nya.
Setelah seluruh kehidupan di dunia berjalan sesuai Irodat nya, tibalah giliran kita Allah perjalankan untuk menjalani ujian kehidupan di dunia ini.
Di panggilah para malaikat yang akan mengantarkan kita menuju perjalanan kehidupan di dunia ini, di antara nya malaikat yang akan mengurus hati kita, yang akan mengurus jasad kita, yang mengurus akal kita, malaikat yang akan mencatat amal di kiri kanan kita, hingga yang akan mengurus rejeki kita dan sebagai nya keperluan penunjang kehidupan Allah perintahkan menuju satu tujuan yaitu Cangkang (Jasad) kita yang berada dalam kandungan ibu.
dengan urutan proses sebagai berikut: dibawah lah Ruh tersebut melalui saripati Tanah (simbol JASAD), lalu melalui Air (simbol AKAL), lalu melalui Angin (simbol NAFSU), dan melalui Cahaya Matahari (Simbol Ruh). dan ruangan ruangan tersebut lah yang akan di isi oleh sifat sifat Allah yang akan di titipkan dalam diri Manusia yang di sebut dengan NYAWA.
Jadi, dalam diri manusia ada JASAD, AKAL, NAFSU, dan RUH, yang selama ini kita sebut dengan sedulur papat, kelima PANCER.
maksud PANCER di sini adalah selaras dengan Nyawa.
Nah dalam proses perjalanan ruh tersebut ketika melewati saripati Tanah, jadi kotor, melewati Air jadi basah, melewati angin jadi kaku, dan terpapar panasnya Cahaya Matahari jadi mengeras.
Jadi, perjalanan Ruh kedalam jasad kita tersebut mengalami perubahan komposisi, sehingga keadaan nya tidak sama seperti ketika masih berada di alam Arwah.
Lalu, di tiupkan lah Ruh kita kedalam 7 Ruangan hati (hal ini di bahas dalam materi ke 2, tentang hijab hati dan pertaubatan), dalam usia kandungan 4 Bulan, dan yang pertama Allah tiupkan di lapis hati yang terdalam yaitu sifat ma’ani Hayat (Allah yang Maha Hidup), dan bukti dari adanya sifat Hayat ini, dalam diri kita ada Hayyan (Ada Yang hidup), dan ini di tandai dengan jabang bayi di dalam kandungan mulai bergerak.
Saya berikan gambaran ilustrasi tentang 7 ruangan hati yang Allah ciptakan untuk menitipkan sifat sifat Nya sebagai gambaran akal kita agar lebih mudah dalam memahami nya.
Sebelum usia kandungan 4 bulan hidup jabang bayi masih tergantung kepada hidup ibu nya,baik detak jantung nya, aliran darah nya, pertumbuhan, dan sebagai nya. maka, jika sebelum memasuki usia 4 bulan, lalu ibu nya meninggal jabang bayi pun ikut meninggal.
namun saat kehamilan telah memasuki usia 4 Bulan jabang bayi sudah memiliki hidupnya sendiri dari sifat Hayyan dengan ciri-ciri jabang bayi tersebut mulai bisa bergerak dalam kandungan.
Nah dalam fase ini lah Allah dengan sifat Irodat nya menetapkan 4 perkara untuk jabang bayi tersebut yaitu (Rejeki, Ajal, Jodoh, dan Takdir).
maka bagi orang orang tertentu, peristiwa ini menjadi bagian yang amat sakral yang biasa nya mereka mengadakan acara tasyakuran sebagai rasa terima kasih kepada Allah atas anugerah yang di berikan kepada jabang bayi tersebut yang menjadi kebahagiaan bagi kedua orang tua nya.
Lalu, cahaya Hayyan tersebut menyinari Ruh yang di sebut dengan Ruhul Quddus. dan Ruhul Quddus tersebut membangkitkan Nafsu yang di sebut dengan nafsu Kamilah, yang selanjut nya dorongan nafsu kamilah tersebut di terjemahkan oleh akal. yang mana dalam usia di fase ini akal nya masih dalam keadaan fitrah (bersih), dan yang tersimpan data dalam akal di fase ini adalah pengalaman pertemuan dan berdialog dengan Allah ketika di tanya di alam Arwah.
itu pun, ketika perjalanan melalui saripati Tanah, jadi kotor, melewati Air jadi basah, melewati angin jadi kaku, dan terpapar panasnya Cahaya Matahari jadi mengeras, data dan pengalaman tersebut menjadi samar.
Nah pengalaman pertemuan ini lah yang sejati nya kita harus temukan kembali dalam perjalanan kehidupan kita, yang mana asal nya kita dari Allah pasti akan kembali kepada Allah, atau yang selama ini kita sering menyebut nya Inna Lillahi wa inna ilayhi raji'un.
Lalu Hayyan mulai aktif bekerja menghidupi jasad, dimulai dari tulang yang terus bertumbuh dan memanjang, daging yang makin berkembang dan menebal, darah yang semakin mengalir dengan lancar, jantung yang semakin menguat, paru paru yang makin sempurna. Dari mulai Allah titipkan, hingga hari ini detik ini, Hayyan tidak pernah berhenti bekerja menghidupi segala penunjang hidup manusia agar tetap hidup, dan tidak pernah sekejap pun istirahat.
Dan ini lah yang harus kita pahami, jadi manusia hidup karena ada sifat Hayyan yang Allah titipkan dalam diri nya sampai dengan batas waktu oleh umur yang telah di tentukan. dan saat malaikat Izrail datang mencabut nyawa, sifat yang pertama di ambil adalah Hayyan.
jadi manusia hidup bukan oleh nafas, bukan oleh jantung, bukan oleh paru paru, bukan oleh aliran darah, tapi manusia hidup oleh sifat Hayyan.
Lalu, ada ikhtiar dari orang orang kafir yang menyusupkan filsafat Materialisme ke tiap tiap negeri di alam dunia, dengan tujuan ingin menghilangkan dan menjauhkan manusia dari memahami tentang sifat Hayyan ini. dengan cara di bombardir oleh diagnosa diagnosa medis. sehingga manusia saat ini banyak yang berpemahaman ketika dalam kondisi sakit sangat takut akan mengalami kematian.
Padahal, sakit itu berkaitan dengan kesembuhan, bukan dengan kematian. karena, kematian itu berkaitan dengan Hidup. contoh nyata nya: Ada seseorang, yang kondisi jantung nya bagus, darah nya bersih, paru paru nya dinyatakan sehat, namun jika Hayyan nya Allah ambil, Mati!
lalu ada seseorang yang jantung nya lemah, darah nya kotor, paru paru nya dinyatakan rusak, namun ketika Hayyan nya masih Allah titip kan, orang tersebut tetap Hidup!
Ada anak kecil yang masih berumur balita, namun jika Hayyan nya Allah ambil, Mati! lalu ada orang tua yang sudah berumur dan bahkan lebih dari 100 tahun, namun ketika Hayyan nya belum Allah Ambil ya masih hidup. nah hal ini lah yang harus kita pahami dengan benar pemahaman dari sifat Hayyan ini. Bahwa kematian itu berkaitan dengan kehidupan, bukan dengan kondisi sakit. karena meskipun sakit dalam waktu yang lama bahkan sampai bertahun tahun jikalau Hayyan nya belum Allah ambil orang tersebut tetap lah hidup!
Adapun, mengapa di masyarakat umum nya ketika sedang dalam kondisi sakit banyak yang takut menghadapi kematian, karena penyakit seringkali Allah jadikan salah satu asbab untuk mencabut Nyawa. namun kita juga harus paham, bahwa asbab di cabut nyawa bukan hanya dengan melalui penyakit.
Ada yang Allah cabut nyawa nya karena kecelakaan, ada juga yang karena keracunan makanan, dan masih banyak asbab asbab yang lain nya yang Allah jadikan jalan mencabut Nyawa. yang prinsip nya Allah perintahkan malaikat Izrail untuk mengambil Hayyan.
Dan uraian ini lah yang membedakan antara kematian dan asbab kematian. maka dari itu, ketika zaman Rasulullah dan para sahabat, ketika mereka bertempur di medan perang itu sangat paham tentang ilmu tauhid ini, dan saat bertempur mereka berharap dalam tajam nya pedang musuh musuh mereka di sana tertulis kan nama nya, agar mereka bisa mati dengan status Syahid di medan perang. namun meskipun mereka bertempur di garda paling depan, jika dalam tajam nya pedang musuh mereka tidak ada nama nya, mereka tidak akan mati dengan cara tertebas pedang di medan tempur.
Atau mungkin jika kita bandingkan dengan keadaan zaman sekarang yang menggunakan senjata yang lebih canggih misal nya, jika memang dalam butiran peluru lawan terdapat nama kita, meskipun kita berlindung di balik perlindungan paling aman sekalipun pasti akan tertembak dan jadi asbab kematian di medan tempur. begitu juga sebalik nya, meskipun maju di garda terdepan dan di berondong bertubi tubi, namun jika dalam peluru tersebut tidak ada nama kita, maka hal itu tidak akan jadi asbab kematian kita!
Selanjut nya, Hayyan tersebut, terus menerus bekerja tanpa henti selama jabang bayi dalam kandungan hingga mencapai usia 9 Bulan, lalu lahir lah kita ke alam dunia. dan peristiwa kelahiran ini Allah abadikan dalam Al Quran surah An-Nahl ayat ke 78 berikut ini:
“Wallāhu akhrajakum mim buṭūni ummahātikum lā ta‘lamūna syai'ā(n), wa ja‘ala lakumus-sam‘a wal-abṣāra wal-af'idah(ta), la‘allakum tasykurūn(a).”
“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.”
Dalam penggalan ayat tersebut di jelaskan bahwa kita lahir ke dunia ini dalam keadaan lupa, dan tidak mengerti apa apa.
Mengapa demikian?
Karena saat kita lahir ke alam dunia, Ruh kita terkurung dalam Jasad, dan masuk ke dalam dimensi yang baru, dan di sini lah dimulai nya titik Nol, perjalanan kita di alam dunia ini.
dan jika kita mengerti dan memahami tentang ini, maka sesungguhnya perjalanan seluruh manusia di alam dunia ini tidak lain dan tidak bukan, yaitu untuk mencari jalan pulang yaitu Inna Lillahi wa inna ilayhi raji'un, yang asal nya dari Allah, harus kembali kepada Allah. yang mana jika tidak bisa kembali ke pada Allah, maka ujian perjalanan kehidupan kita di alam dunia ini Gagal!
Yang asal nya keadaan kita ketika di Alam Arwah adalah fitrah (bersih), maka saat kita kembali pun harus dalam keadaan Fitrah(bersih). jika tidak, maka ujian hidup kita di Alam dunia ini, Gagal!
Lalu apakah yang di maksud dengan fitrah? secara umum fitrah di artikan Murni, atau bersih namun jika kita urai makna fitrah ini dalam diri manusia yaitu Sifat yang murni dan Bersih yang mengenal jati diri nya. yang mana ketika Allah bertanya di Alam Arwah, dan kita menjawab dengan bersaksi bahwa Allah lah pencipta kita, maka saat itu, Allah menyimpan Fitrah dalam diri manusia agar mengetahui asal usul nya.
Contoh: Sejati nya manusia memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk ciptaan Allah, lalu jika ada setitik saja rasa benci terhadap orang lain maka disanalah fitrah manusia tersebut mulai ada yang rusak!
contoh lain: Fitrah seorang suami adalah bertanggung jawab dan memimpin keluarga nya dengan di dasari amal ibadah untuk bekal menuju akhirat nanti, dan ketika suami tersebut lepas tanggung jawab dalam membina keluarga nya, maka di sanalah fitrah nya ada yang rusak.
begitupun dengan fitrah seorang istri, yang mana dalam berumah tanga nya adalah menghormati dan patuh terhadap suami nya, lalu jika istri tersebut kehilangan rasa hormat dan tidak patuh, maka di sana lah fitrah nya mulai ada yang rusak.
begitu pun dengan seorang anak, yang fitrah nya adalah khidmat dan patuh kepada kedua orang tua nya, ketika sang anak kehilangan rasa patuh nya tersebut, maka di sanalah fitrah sang anak mulai ada yang rusak!
Nah fitrah manusia bisa rusak melalui input data dari apa yang terlihat dan apa yang terdengar, yang kemudian menjadi isi akal, lalu membangkitkan dorongan nafsu dan selanjut nya dorongan nafsu tersebut di lakukan oleh jasad, dan hasil nya tersimpan di dalam Ruh.
Apa lagi dengan ada nya doktrin materialisme yang telah sukses merusak akal manusia di setiap negeri tanpa di sadari telah merubah tujuan hidup manusia yang seharus nya mencari jalan pulang ke negeri akhirat, menjadi sukses secara materi dengan jalan hidup menuju kesenangan duniawi melalui karir, harta benda, pangkat, jabatan, dan sebagai nya.
Contoh: Jika zaman dahulu orang orang bepergian ke suatu tempat secara umum mereka berjalan kaki, kalaupun ada yang memiliki kendaraan itu pun baru sebatas kuda ataupun binatang yang bisa di tunggangi.
Lalu kapan muncul nya masalah?
Dimulai dari ada yang memiliki sepeda, lalu yang bermesin ada motor, lalu ada mobil dan sebagai nya.
Hingga hari ini, jika kita berbicara tentang kendaraan, ada berbagai macam jenis jenis kendaraan dengan berbagai merek yang ada dalam akal kita.
Hingga ketika kita bepergian berjalan kaki lalu melihat orang lain menggunakan sepeda, jadi ada keinginan memiliki sepeda, setelah memiliki sepeda, melihat orang lain punya motor, jadi ingin memiliki motor.
Padahal sebelum nya baik baik saja, bahagia bahagia saja bepergian berjalan kaki pun.
mengapa kita jadi ada keinginan memiliki mobil? karena kita pernah melihat dan mendengar orang lain menggunakan mobil, maka ada gambar mobil dalam akal kita, lalu timbulah keinginan memiliki mobil, dan ada juga dorongan ketakutan tidak terbeli mobil (amarah dan lawamah yang sudah di jelaskan pada pembahasan sebelum nya).
pernah melihat motor, maka ada gambar motor dalam akal kita, lalu ada keinginan membeli motor, dan ada ketakutan tidak terbeli motor, dan sebagai nya. yang akhir nya, merasa hidup tersiksa oleh keinginan keinginan dan ketakutan ketakutan nya tersebut.
padahal, kenyataan hidup tidaklah menyiksa.
jangan beranggapan apa yang terlihat dan terdengar bukan suatu masalah di zaman ini, ooh sangat masalah apa lagi jika kita tidak bisa mengendalikan hawa nafsu nya.
Maka dari itu, isi akal manusia yang paling rusak adalah isi akal manusia yang hidup di akhir zaman!, karena terus ditekan oleh jumlah data dengan dorongan nafsu kehidupan yang sebegitu besar nya.
Di tambah lagi dengan berbagai macam penyimpangan akhlak dari setiap peradaban zaman, yang semuanya bermuara di zaman ini.
Penyimpangan manusia zaman mana yang tidak ada di saat ini?
Penyimpangan umat nabi Nuh, yang membangkang terhadap Allah, penyimpangan umat nabi Ibrahim yang menyembah berhala, penyimpangan umat nabi Luth, dari kaum sodom, dan lain sebagai nya semua ada dalam kehidupan manusia saat ini.
memang, ini bukan lah pilihan kita untuk hidup di zaman ini dengan berbagai perkembangan akal peradaban manusia yang memaksa kita melihat dan mendengar dorongan dorongan nafsu tersebut, namun Allah memberikan kita pilihan. apakah kita akan mempertahankan keimanan dengan menjaga Fitrah sebagai manusia yang menjadi Hamba Allah, atau menjadi manusia yang mengikuti dorongan hawa nafsunya.
Selanjutnya, setelah fase 9 bulan dalam kandungan ibu, lahir lah kita ke dunia ini, dan disini Allah menitipkan sifat Ma'ani yang kedua yaitu Ilmu, dan sifat ma'nawiah dari bukti adanya ilmu tersebut dalam diri kita yaitu adanya sifat Aliman. Di hidupkan lah sifat Aliman tersebut oleh Hayyan, hingga cahaya Aliman tersebut menyinari ruh yang di sebut Ruh Rabbani yang selanjut nya membangkitkan Nafsu Mardiyah, yaitu nafsu yang Allah ridhoi. ciri adanya nafsu ini adalah ketika kita menjumpai seorang bayi yang baru lahir selalu ada keinginan untuk menyentuh, membelai, mencium, menimang sebagai expresi pancaran Fitrah dalam diri manusia.
Mulai lah di fase ini, ada yang hidup beriringan berjalan dengan Hayyan yaitu Aliman yang mulai bekerja dalam diri manusia yang akan mengolah segenap ilmu yang akan menjadi bekal hidup nya. dalam pembahasan sebelum nya di jelaskan bahwa Ta’aluq dari sifat ilmu yaitu Inkisaf, yang terbagi dari nadori, doruri dan badihi yang di input melalui penglihatan dan pendengaran.
begini penjelasan nya: jadi, apa yang terlihat dan terdengar oleh kita yang kemudian membuka inkisaf dan selanjut nya di olah oleh Aliman dan mendorong nafsu Rabbani. lalu hasil olahan tersebut data dzohir nya disimpan di dalam otak sehingga jadilah apa yang di sebut Ilmu Pengetahuan.
Jika Hayyan bekerja dalam diri manusia terus menerus tanpa istirahat, maka aliman sebalik nya dia akan bekerja dalam diri manusia namun ada istirahat nya. misalkan ketika kita tidur, maka aliman pun ikut istirahat saat kita terbangun aliman pun kembali bekerja mengolah apa yang terlihat dan terdengar.
jadi kita memiliki pengetahuan karena ada Aliman yang bekerja, karena jasad kita hanya menjadi perantara dari apa yang terlihat dan terdengar, lalu masuk ke dalam Akal, di olah oleh aliman, jadi lah pengetahuan.
maka dari itu, kita bisa membaca, menulis, berhitung, itu semua adalah hasil olahan aliman. karena, meskipun kita melihat dan mendengar sesuatu namun jika tidak di olah oleh Aliman maka hal itu tidak akan menjadi pengetahuan bagi kita.
Contoh nya: 20 murid sekolah yang dalam satu kelas mempelajari hal yang sama, dari guru yang sama, dan juga buku bacaan yang sama, tapi hasil nya berbeda beda. ada yang mendapat kan pengetahuan banyak lalu di sebut siswa cerdas, ada juga yang mendapatkan pengetahuan yang sedikit di sebut lah siswa yang tidak cerdas. jadi yang membuat seseorang cerdas dan tidak nya itu adalah Allah melalui sifat Aliman.
Lalu, ada ikhtiar dari orang orang kafir yang membawa filsafat materialisme dengan memberikan produk produk kapitalisme, yang mendoktrin konsumsi makanan yang mengandung omega 3, omega 6, DHA dan sebagai nya agar cerdas. padahal kecerdasan seseorang itu Allah yang menentukan nya melalui Aliman.
Tujuan mereka hanya satu, yaitu ingin menghilangkan Allah dalam kehidupan manusia, karena keyakinan manusia kepada Allah lah yang menghalangi pergerakan mereka dalam membawa kepentingan nya.
Dan filsafat materi ini telah sukses tanpa kita sadari dan menjadi dasar dalam setiap aspek kehidupan manusia saat ini, di mulai dari kurikulum pendidikan, dasar dasar ekonomi, dasar dasar hukum suatu negara. seperti hal nya teori darwin, yang mengatakan bahwa manusia adalah evolusi dari kera, itu adalah filsafat materi yang di masukan kedalam kurikulum pendidikan.
lalu apa hasil nya?
lihat lah kehidupan manusia saat ini, yang segala sesuatu nya di ukur oleh kenyataan materi, dan mengesampingkan keberadaan Allah.
sehingga segala sesuatu yang sifat nya tidak logis dan tidak berbentuk materi, tidak bisa di sikapi kebenaran nya oleh manusia saat ini.
Akal manusia saat ini banyak yang tidak meyakini tentang keberadaan alam Arwah, alam kubur, negeri Akhirat, alam ghaib dan sebagai nya karena bagi mereka hal-hal itu tidak lah logis. sementara keberadaan kita pun, yang mana pernah bertemu dengan Allah, bahkan pernah di tanya dan di minta kesaksian Nya itu adalah Allah yang memberitahukan kita melalui kita kitab dan ajaran agama yang di bawa oleh para nabi dan rasul Nya, dengan tujuan agar kita bisa kembali menemukan jalan pulang dengan selamat yaitu Inna Lillahi wa inna ilayhi raji'un, yang asal nya dari Allah dan kepada Nya pula lah kita akan kembali.
Nah ini lah yang harus kita pahami, fase pertama modal pengetahuan manusia untuk perjalanan hidup nya di awali dari Aliman.
Contoh: saya adalah seseorang yang saat ini bekerja di bidang teknik, ketika sekolah dulu saat pelajaran sosial saya sering mengantuk, ketika pelajaran geografi terasa lemas, namun ketika memasuki pelajaran Teknik, Allah berikan inkisafnya sehinga saya jadi semangat mengikuti pelajaran nya, hingga akhir nya saya memiliki banyak ilmu pengetahuan di bidang teknik.
Nah hasil dari olahan Aliman itu lah akhir nya kita jadi mengenal ada orang yang di sebut ahli teknik, ahli ekomoni, ahli sosial dan budaya, ahli kenegaraan dan sebagai nya.
lalu ada yang bisa membuat mobil, membuat pesawat, membuat kereta api, secara hakikat nya itu semua adalah karya dan ciptaan Allah. karena peran manusia hanya sebatas melihat dan mendengar nya saja yang kemudian di olah dan di kembangkan oleh Aliman.
maka dari itu, ketika Allah menetapkan 4 perkara oleh sifat Irodat nya (rejeki, ajal, jodoh, dan takdir), saat itu Allah menetapkan skenario kehidupan kita. dan setelah kita lahir, ini lah Modal yang Allah berikan untuk kita melalui ilmu Pengetahuan Nya yang merupakan hasil dari olah Aliman.
Contoh: Ketika seseorang Allah takdirkan untuk menjadi seorang Raja, maka ketika lahir ke dunia pun Allah berikan modal nya untuk kelak menjadi seorang raja, hingga akhir nya jadilah dia Raja yang di takdirkan tersebut.
Adapun, saat dia menjadi Raja dan memerintah dengan zalim ya itu adalah pilihan hidup nya, karena Allah tak pernah ingkar akan ketetapan nya. begitupun sebalik nya, ternyata dia menjadi Raja yang amanah untuk rakyat nya ya itu pun hasil iktiar dia, dan ketetapan Allah pun tidak berubah, dia tetap menjadi Raja.
Nah sekarang jika kita melihat bayi yang baru lahir, pasti terbesit pertanyaan dalam hati kita Apa isi akal si Bayi tersebut saat itu?
Jawaban nya adalah, saat bayi baru lahir belum memiliki isi akal apa apa, kecuali yang pernah terlihat dan pernah terdengar oleh bayi tersebut. dan dalam hal ini yang paling pertama masuk kedalam akal nya yaitu: Ada Air, yang berwarna putih, terasa manis, yang ketika di hisap masuk kedalam mulut, lalu diam di dalam perut dan mendatangkan rasa Tentram.
Itu lah isi akal dalam bayi yang baru lahir, karena yang sering terlihat dan terdengar ya baru itu belum ada hal yang lain nya. lalu seiring berjalan nya waktu data dalam akal nya pun semakin bertambah seiring dengan apa yang sering dia lihat dan dia dengar. yang mana selanjut nya yaitu wajah ibu nya, karena setiap menyusui pasti terlihat wajah sang Ibu. maka saat dalam keadaan menangis sekencang apapun, saat ibu nya datang dia akan mereda hingga berhenti, ya karena itu yang sering terekam dalam akal nya, karena dia tau saat ibu nya datang akan memberikan Air susu, lalu membuat nya merasa tentram.
lalu setelah wajah sang ibu akan bertambah menjadi suara sang ibu, karena sering mendengar suara nya ketika saat di susui, maka saat si bayi dalam keadaan menangis seperti apapun saat ibu nya berkata ”Nak, tenang ya nak ibu ada di sini” kembalilah dia tenang karena tahu suara sang ibu, bukan berarti bayi tersebut sudah mengerti apa yang di katakan ibunya, namun si bayi sudah mengenal gelombang suara dari sang ibu.
dan seiring waktu yang asal nya hanya data Air susu jadi bertambah bubur bayi, kue marie, ada pisang, hingga hari ini kita mengenal ada makanan yang nama nya Rendang, ya begitu proses mengumpulkan data dalam akal nya.
lalu selanjut nya ketika memasuki usia kurang lebih 40 hari, Allah akan menitipkan sifat Ma’ani yang ke tiga yaitu Irodat (berkehendak), dan bukti dari sifat irodat tersebut dalam diri manusia ada sifat Muridan yang Ta’aluq nya adalah menetapkan. sehingga dalam diri manusia ada keinginan dan dorongan daya hidup.
Nah dalam hal ini, kehendak seseorang, ditentukan oleh ilmu pengetahuan nya. maksud nya keinginan seseorang itu tergantung pada apa yang diketahui nya. Misalkan: jika seseorang mengetahui perkara teknik, maka dorongan keinginan nya pun akan berkaitan dengan perkara yang behubungan dengan teknik.
contoh: kita pernah melihat orang lain yang menaiki sepeda, sehingga jadi tahu ada benda yang bernama sepeda maka kita jadi ada keinginan belajar naik sepeda.
kita pernah melihat orang lain memakai komputer, sehingga kita jadi tahu ada benda yang bernama komputer, maka kita jadi ada keinginan belajar komputer, dan sebagai nya.
jadi dalam hal ini, seseorang tidak akan mengerjakan suatu perkara yang dia tidak mengetahui perkara tersebut. dan proses nya adalah di awali dari Hayyan (hidup) lalu memberikan olahan untuk Aliman (ilmu pengetahuan), dan mendorong Muridan (keinginan). Nah cahaya dari muridan ini menyinari Ruh yang di sebut Ruh Nabati, yang kemudian membangkitkan Nafsu Lawamah (nafsu yang memiliki daya dorong ke bawah). Dan di sini mulai lah memasuki fase Akal Thobi’i, yaitu akal untuk menyimpan data yang bersifat Dzohir.
nah dalam fase ini, berhubung data awal yang masuk keadalam akal nya adalah air susu, bubur bayi, kue mari dan makanan untuk bayi seusia nya, dan sebagai nya maka dorongan keinginan nya pun baru sebatas makanan belum memiliki dorongan keinginan yang lain, sehingga apapun yang terlihat dan terdengar oleh bayi di fase ini, masalah apapun solusi nya nangis, dan di kasih apapun di terjemah kan dengan cara di masukan kedalam mulut.
di kasih makanan di masukan kedalam mulut, di kasih mainan di masukan kedalam mulut, bahkan di kasih apapun benda yang di pegang nya akan di terjemahkan oleh akal nya bahwa itu adalah makanan, lalu di masukan kedalam mulut.
dan seiring berjalan nya waktu apa yang terlihat dan terdengar jadi input data baru yang di olah oleh aliman, maka mulai lah ada dorongan keinginan yang lain, mulai belajar tengkurap, lalu ada keinginan merangkak, lalu belajar berjalan setelah lancar ingin berlari, daan terus bertambah keinginan nya seiring pertambahan pengetahuan dan usia nya.
hingga memasuki usia satu tahun, Allah manitipkan sifat ma’ani yang ke empat yaitu Qudrot (berkuasa) bukti ada nya sifat Qudrat dalam diri manusia adalah ada nya sifat Qadiran, yang Ta’aluq nya yaitu meniadakan dan mentiadakan.
nah dalam fase ini lah mulai ada yang berkuasa didalam diri nya untuk mengadakan dan mentiadakan suatu perkara. cahaya dari sifat Qadiran ini menyinari Ruh yang disebut dengan ruh Hewani, dan ruh hewani tersebut membangkit kan nafsu Amarah.
nah dalam usia ini lah potensi kebinatangan dalam diri manusia mulai terbangun dan akal nya masih dalam fase yang sama yaitu Thobi’i.
maka dalam hal ini, anak di usia satu sampai lima tahun yang mendominasi adalah amarah nya. maka aktifitas yang dominan bagi anak di usia ini adalah makan, main dan jajan yang menjadi kesenangan nya. dan disni lah banyak orang tua yang kewalahan menyikapi anak dalam usia ini karena kurang paham akan fase perkembangan nafsu sang anak, padahal di fase ini pulah lah anak mengembang kan potensi dirinya, namun belum bisa mengontrol apa yang menjadi kuasa dalam diri nya. maka dari itu anak dalam usia ini seringkali di sebut Ego sentris.
contoh: anak lagi senang main sepeda, main terus dari pagi sampe sore hingga nggak mau makan, nggak mau mandi dan sebagai nya, karena dia mulai memiliki kuasa atas diri nya (mengadakan kesenangan bermain, menghilangkan kebutuhan makan), nah ini lah yang saya maksud belum bisa mengontrol kuasa dalam diri nya.
Banyak catatan untuk memahami anak dalam fase ini, karena di sini merupakan Fase pembekalan dari orang tua untuk sang anak dari mulai usia satu tahun hingga seterus nya.
seperti hadist Rasulullah “kullu mauludin yuladu alal fitrah.” Tiap bayi yang lahir keadaan nya adalah Fitrah ((HR. Bukhari dan Muslim)
makna dari hadist tersebut adalah, setiap bayi yang lahir maka dia dalam keadaan fitrah dan bersih, ada pun anak tersebut akan di jadikan Majusi, Nasrani, Yahudi, dan sebagai nya itu adalah bekal yang di berikan orang tua nya.
Maksud nya, mau di didik seperti apa dan di jadikan apa sang anak, maka itu adalah pembekalan dari orang tua nya.
ciri dari fase pembekalan ini adalah, ada satu riwayat yang mengatakan “mencari ilmu saat kita kecil, laksana memahat di atas batu. sedangkan mencari ilmu di saat beranjak tua laksana memahat di atas air”
jadi di fase, ini apapun yang terlihat dan terdengar akan menjadi data yang terekam secara mendalam di akal kita, seperti hal nya pahatan pada batu. entah itu kebaikan atau pun itu keburukan, maka data nya akan sangat sulit di hilangkan
dan di fase ini pula lah kita mendidik seorang anak layak nya membentangkan anak panah. mau di arah kan me mana arah hidup nya, yang ketika sang anak memasuki usia baligh, harus kita lepaskan dari busur nya baik tepat ataupun tidak sasaran yang di tuju nya.
maksud dari ungkapan di atas adalah, di fase ini kita mendidik dan mengarahkan tujuan hidup sang anak dengan bekal ilmu yang kita miliki. jika kita mendidik anak sesuai fitrah nya,yaitu asal dari Allah dan nantipun akan kembali kepada Allah, lalu kita perkenal kan ilmu Tauhid dengan tujuan mengenal kan keberadaan Allah, maka kelak hidup sang anak pun akan tetap terjaga kefitrahan nya meskipun berada di lingkungan masyarakat yang berpondasi hidup materialisme.
Begitu pun sebalik nya, jika kita mendidik anak tanpa arah dan tujuan, maka saat dia menginjak usia baligh maka akan kehilangan arah hidup, yang pada akhir nya mengejar kenikmatan duniawi. Hingga tujuan hidup nya adalah sukses secara materi.
Maka dari itu hati hati, jangan sampai di usia fase ini anak anak sering melihat dan mendengar hal hal yang bersifat buruk.
Misal nya ayah dan ibu yang bertengkar di depan anak, maka data itu akan terekam sangat dalam pada akal nya, hingga saat anak beranjak dewasa nanti pun rekaman itu jika dia mengingat nya akan tetap tergambar dengan jelas, ayah nya berkata apa, ibu nya menjawab apa sambil menangis, dan jika di putar kembali tangsan ibu oleh anak tersebut akan masih terasa secara detail.
Semoga sampai sini kita mulai paham bagai mana menyikapi dan mendidik anak sesuai fitrah nya, cukup kita lah yang terlambat mengenal Allah, berikut nya selamat kan lah anak anak kita dari berat nya kehidupan di akhir zaman ini.
Karena Rasulullah pun berpesan, Ajarkan lah ilmu ketuhanan (Tauhid) pada anak anak sedini mungkin.
Di fase ini lah kita mulai mengajar kan do’a do’a harian seperti do’a menjelang tidur, do’a bangun tidur, do’a ketika hendak makan, dan sebagai nya yang seiring waktu mulai mengajarkan sholat, mengajarkan ilmu tentang keberadaan negeri akhirat yang akan dan pasti kita tuju setelah kematian dan sebagai nya.
Di pembahasan sebelum nya saya menjelaskan bahwa manusia itu Akar nya di mulai dari Hati, lalu batang nya ada pada syariat kehidupan, dan buah nya adalah Akhlak.
Belajar lah melihat perkembangan anak dengan cara sudut pandang ini.
Maka di fase ini lah kita mulai mengenal kan bahwa Allah itu maha hebat, maka kuasa, maha welas asih, lalu mengenalkan tentang surga, tentang neraka, agar apa yang kita bekal kan untuk anak tersebut laksana di pahat di atas batu.
saya ingat, ketika saya masa kecil dulu sering membaca majalah hidayah. yang di sana banyak di ceritakan kisah kisah bagai mana orang orang sholeh mendapatkan ketenangan hidup karena keimanan dan ketakwaan nya kepada Allah dan bagai mana orang orang yang kufur mendapat kan siksaan dan azab dari Allah hingga akhir hayat nya, dan hingga hari ini kisah kisah tersebut masih terekam dalam akal saya dan masih bisa dengan jelas saya ingat, karena saya membaca buku buku tersebut di fase ini, yaitu fase pembekalan.
namun untuk buku buku yang saya baca di usia yang sekarang hampir banyak yang saya lupa tentang isi dari buku bacaan tersebut.
Nah maka dari itu, Allah menitipkan makhluk yang bernama manusia dan kita sebut anak, kita harus paham harus kita didik seperti apa anak tersebut. yang jika kita memahami nya bahwa anak itu bersal dari Allah, maka harus kita kembalikan pula kepada Allah. Modal nya pernah bertemu dengan Allah maka saat kita kembalikan pun harus bisa bertemu kembali dengan Allah, saat di titipkan kepada kita keadaan nya fitrah maka saat di kembalikan pun harus dalam keadaan fitrah. ini lah yang di sebut Inna Lillahi wa inna ilayhi raji'un.
Lalu mulai mengajar kan sholat, karena di dalam sholat itu ada perintah nya agar manusia memiliki amal dari ibadah nya dan menjauh kan nya dari perbuatan dosa.
Subuh lagi enak enak nya tidur, kita bangunkan untuk sholat bareng. Siang saat asik asik nya bermain kita suruh pulang dulu untuk sholat dzuhur dan sebagai nya
Nah dengan memberikan penjelasan perintah dan larangan tersebut kita bertujuan agar anak hidup nya selamat.
Lalu kita terangkan tentang hukuman bagi orang orang yang berbuat dosa, dan sebagai nya. sehingga dengan hal itu fitrah nya tetap terjaga dan Ruhaniah nya mulai terbangun.
nah dengan dasar pendidikan yang seperti ini, kita sedang membangun jiwa anak menjadi sholeh sehingga anak tersebut khidmat kepada orang tua nya.
jika kita tidak memberikan dasar pendidikan seperti ini, maka kedepan nya akan susah terkendali yang sering membangang terhadap orang tua nya sehingga akan sangat sulit membangun kesolehan nya, jangan sampai kita salah mengartikan dalam pendidikan anak di fase ini seolah olah kita mengekang anak.
karena banyak filsafat materi yang membentuk sudut pandang orang tua dalam mendidik anak sangat bertolak belakang dengan proses pentauhidan dalam format mendidik nya. seperti ungkapan ungkapan jangan terlalu sering di larang jangan terlalu sering di suruh nurut di usia ini, biarkan anak mengekspresikan perkembangan nya. yang akhir nya menggarahkan anak menjadi sering membangkang kepada orang tua nya. karena di sini lah arah hidup anak sedang kita bangun jika ingin anak yang soleh ya begini memberikan bekal nya.
Membenahi akar hati nya dengan ilmu Tauhid, selanjut nya membenahi kehidupan dengan Ilmu Fiqih, lalu membenahi Akhlak nya dengan tasawuf.
jika anak sudah mulai memiliki data tauhid, anak pun akan sering bertanya kepada kita tentang keberadaan Allah itu dimana, lalu kenikmatan surga itu seperti apa dan hukuman neraka itu seperti apa.
Dan kita pun bisa menjelaskan kepada anak sesuai dengan jenjang usia nya dan kita bisa memberikan gambaran dengan dalil ijmali (dalil global / umum), dengan mengemas pembahasan sesuai akal nya, namun kita punya pertimbangan arah nya nanti anak tersebut akan bertauhid.
Misalkan anak bertanya: Ayah, kalo di surga itu ada permen nggak?
Lalu kita jawab, wah nak permen di surga itu enak nya kebangetan, labih dari semua jenis permen yang pernah kamu cobain nak.
Lalu bertanya lagi, kalo di surga ada taman bermain yang rame nggak yah?
Waah nak, taman bermain di surga itu bukan hanya rame tapi sangat bikin betah dan lebih menyenangkan.
Dan sebagai nya, jadi kita menjawab pun dengan mengkondisikan fase perkembangan anak, yang dengan seiring pertambahan usia nya pun anak akan belajar mulai memahami nya.
Ketika anak melakukan kesalahan kita pun mulai menasihati nya, jika kesalahan nya kecil kita kasih hukuman kecil, seperti jangan dulu di izin kan main, jangan di kasih jajan dulu dan sebagai nya, namun jika kesalahan nya besar kita pun menghukumi agak keras.
Misal kan satu hari anak ketahuan menonton filem yang mengumbar syahwat, kita marahi dan kasih tahu bahwa menonton filem seperti itu nanti di hukum di neraka dengan cara mata nya ditusuk besi panas di atas bara api, nah nasihat itu akan terekam dalam akal nya laksana memahat di atas batu.
Selanjut nya, mulai lah anak memasuki usia baligh dan mulai di taklif. Jika pada fase awal Allah memberikan modal, lalu fase berikut nya orang tua memberikan bekal, nah di fase ini lah modal dan bekal tersebut di persiapkan untuk menjalani fase ujian dalam kehidupan.
untuk itungan usia nya relatif, namun ada ciri yang bisa kita ketahui dari fase ini. Jika anak perempuan di tandai dengan mulai nya Menstruasi, dan jika anak laki laki di tandai dengan "wet dream" atau mimpi basah. lalu apa yang membedakan dari fase sebalum baligh dengan fase setelah baligh?
yang pertama, mulai di dampingi malaikat yang akan mencatat amal baik dan amal buruk nya. maka saat anak melakukan kebaikan di usia sebelum baligh, maka catatan amal baik tersebut akan di catat dalam buku amal kedua orang tua nya, bagitupun sebalik nya saat anak melakukan perbuatan buruk, maka keburukan tersebut pun akan di catat pada buku catatan keburukan kedua orang tua nya.
nah di fase ini, sang anak sudah mulai memiliki buku catatan nya sendiri. ajak lah anak berdiskusi di fase ini dan berikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ilmu tauhid kepada nya. misalkan memberikan nasihat seperti ini: "Nak, semoga kamu mengerti, seiring bertambahnya usia kamu, mulai saat ini di kiri dan kanan mu ada malaikat yang selalu mendampingi dan mencatat setiap perbuatan yang akan kamu lakukan. jika kamu melakukan kebaikan, amal nya di tulis oleh malaikat sebelah kanan, dan jika kamu melakukan keburukan amal buruk nya di catat malaikat sebelah kiri."
"Nak, kamu juga harus paham saat kamu tidur malaikat itu tak pernah tidur, saat kamu lupa, malaikat itu pun tak pernah lupa."
nah maka dengan memberikan nasihat tersebut sang akan akan menjadi hati hati dalam menjalani kehidupan nya.
Nah namun di fase ujian ini, itu pun tergantung dari apa yang kita berikan kepada anak saat masih di fase pembekalan. Jika saat sebelum baligh kita memberikan pembekalan ilmu yang baik, maka perjalanan kehidupan nya pun akan memiliki akhlak yang baik. begitu pun sebalik nya, jika saat fase pembekalan kita memberikan bekal yang tidak baik, maka perjalanan kehidupan nya pun akan memiliki akhlak yang tidak baik.
lalu jika ada orang yang di bekali ilmu yang baik, namun pas menjalani kehidupan nya ternyata akhlak nya tidak baik nama nya suul khatimah. lalu sebailk nya ada orang yang bekal nya tidak baik, namun saat menjalani kehidupan nya berakhlak baik nama nya husnul khatimah.
nah Jadi, yang nama nya suul khatimah dan husnul khatimah itu adalah khowalikul lil adat (diluar adat kebiasaan), nah sering kita jumpai di masyarakat, saat seseorang meninggal mengucapkan mudah mudahan husnul khotimah. padahal tidak begitu, karena secara umum jika bekal nya bagus maka perjalanan nya pun akan bagus, begitu pun sebalik nya jika bekal nya tidak bagus maka perjalanan nya pun tidak akan bagus, dan itu valid secara umum. dan jika di luar itu maka kemungkinan nya hanya dua yaitu suul khatimah atau husnul khatimah karena di luar adat kebiasaan.
yang kedua, di fase ini anak mulai memiliki itikad (Niat) dan dia mulai mencari jati diri nya dengan ciri mulai senang menyendiri dan melamun, padahal ketika masih anak anak sangat cerewet dan aktif, namun ketika di fase ini mulai terlihat perubahan nya.
karena di fase ini mulai memiliki dimensi yang baru, yaitu dimensi Ruhani.
pada saat fase anak anak, meskipun ada amarah dan lawamah namun dimensi Ruhani nya belum terjadi, karena terjadi nya dimensi Ruhani saat memasuki usia baligh. yaitu mulai menemukan kenikmatan yang sumber nya bukan berasal dari dzohir.
karena pada saat anak anak segala kenikmatan yang di rasakan berasal dari sumber dzohir, seperti nikmat punya mainan baru, nikmat punya sepatu baru, nikmat mencoba baju baru dan sebagai nya yang bersifat dzohir, nah sedangkan dalam fase ini mulai menemukan kenikmatan yang bukan bersumber dari dzohir, misal kan ketika sholat mulai ingin merasakan seperti apa itu khusyu yang tentu sangat berbeda ketika dia sholat di fase anak anak yang lebih dominan dikerjakan sambil main main, celingak celinguk karena belum memiliki itikad.
selanjut nya perubahan yang paling mencolok adalah mulai memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. untuk cepat atau lambat nya itu relatif, namun jika kita melihat keadaan zaman sekarang yang mana apa yang terlihat dan terdengar tidak terkendali dengan adanya media sosial dan sebagai nya, fase ini di percepat.
jika pada usia saya dulu, ketika seumuran anak SMP masih sangat terlihat culun (cupu), berpapasan dengan lawan jenis itu masih malu malu, kita bandingnkan dengan keadaan zaman sekarang jangankan anak SMP, anak SD pun sudah banyak mengenal yang nama nya cinta monyet dan berpacaran. mengapa? karena apa yang terlihat dan terdengar sudah tidak terkendali sehingga proses ini di percepat, dan yang terjadi adalah kedewasaan nya belum muncul, namun dorongan seksual nya mulai tumbuh. sehingga komposisi internal nya tidak seimbang.
maka dari itu, komposisi manusia saat ini banyak yang ruksak, karena perkembangan nya tidak bertahap.
saya dulu, melihat teman teman main layangan, lalu ada keinginan bermain layangan, lalu akhir nya bisa menerbangkan layangan, dan akhir nya pengalaman rasa nikmat nya main layangan tersebut tersimpan dalam ruhaniah saya. dan itu terjadi secara bertahap.
di mulai dari input DATA, lalu mengumpulkan HAWA, dan akhir nya mendapat kan RASA. nah DATA, HAWA, dan RASA tersebut lah yang akhirnya menjadi daya hidup
sangat berbeda dengan sekarang, yang mana tahapan itu jadi berantakan oleh kemajuan teklonogi. tanpa melakukan tahapan seperti contoh di atas pun, nikmat nya bisa di dapat. kita lihat anak anak jaman sekarang main perang perangan dari perangkat gadget, main kelereng ada game nya di gadget, berbagai jenis mainan pun ada aplikasi nya di gadget.
lalu apa efek yang terjadi? anak zaman sekarang dari hari ke hari bergelut dari data ke data yang sebegitu banyak nya, sedangkan hawa dan rasa nya sering kali sudah tidak ada.
jadi bagai mana komposisi internal anak zaman sekarang? Kepala nya penuh sesak dengan DATA, tenaga untuk menyalurkan nya tidak ada. atau pengetahuan nya Banyak, keinginan dan keahlian nya hampir hampir tidak ada.
ngobrol ini mengerti ngobrol itu mengerti, namun ketika di minta tolong untuk membantu ibu nya, Malas. tenaga hidup nya Kecil, pengetahuan nya besar.
kan tenaga hidup bisa di perolah dengan cara praktek, misal kan pernah tercebur ke kolam ikan saat bermain dengan teman, tangan nya berdarah oleh benang gelasan saat main layangan, terjatuh saat belajar naik sepeda, nah semua itu yang menjadi tenaga hidup seseorang.
contoh: seorang anak memiliki kapasitas tenaga 100, disalurkan lah semua tenaga nya tersebut oleh pengalaman hidup nya dari bermain kelereng, main sepeda, main layangan, dan sebagai nya, maka kapasitas 100 tersebut terbangkitkan. nah saat masuk dalam fase ini punya modal hidup 100. sangat berbeda dengan anak zaman sekarang yang daya hidup nya tidak terbangkitkan, akibat nya besarlah dorongan nafsu nya, namun hati nya sempit.
ada kasus, di putuskan oleh pacar nya, lalu bunuh diri nah ini menandakan keadaan hati yang sempit. lalu gara gara tidak di beri kuota, orang tua nya di bunuh itu pun menandakan hati yang sempit. mengapa bisa seperti itu? hawa dan rasa dalam hidup nya tidak ada.
jika di ibaratkan masalah hidup itu adalah segenggam garam, lalu kita masukan kedalam gelas tentu saja rasa air nya akan sangat asin.
namun bagai mana jika segenggam garam tersebut kita simpan dalam air satu ember yang besar, tentu tidak akan terasa begitu asin.
nah dalam hal ini, masalah dalam kehidupan itu sangat tergantung sudut pandang. jika sudut pandang nya sempit, sekecil apapun masalah akan terasa besar dan berat. namun jika sudut pandang nya sangat luas, sebesar apapun masalah akan terasa kecil dan ringan.
maka dari itu, bijaksana lah dalam mendidik anak dari usia dini sampai usia baligh, agar saat anak memasuki fase ujian hidup memiliki sudut pandang yang luas.
karena anak memiliki modal dan bekal yang cukup untuk menghadapi nya.
Mulai lah anak tersebut tertarik pada lawan jenis, di sanalah dia mulai merasakan perbedaan dalam akal nya, yang dulu nya nikmat itu di dapat kan dari permen, dari makanan, dari mainan, dan sebagai nya. namun di fase ini saat dia bertatapan dengan lawan jenis ada rasa nikmat dalam diri nya, dan ini lah kenikmatan yang sumber nya bukan berasal dari perkara dzohir. lalu mulai lah ada dorongan untuk mencari dari mana asal nya kenikmatan tersebut, karena kenikmatan yang bersumber dari ghaib jauh lebih nikmat daripada yang berasal dari asbab dzohir. sehingga hanya dengan beradu tatap pun kenikmatan tersebut terasa luar biasa.
lalu ada dorongan yang asal nya hanya bertatap, jadi ingin mengobrol, terasa lebih nikmat, setelah ngobrol jadi ada dorongan ingin memegang tangan, lebih nikmat lagi dan seterus nya.
nah di sini lah akan mulai ada hawa yang beradu dalam diri nya, jika dia mengingat apa yang di bekal kan orang tuanya saat di nasihati bahwa beradu fisik dengan perempuan yang bukan muhrim adalah salah satu perbuatan dosa yang akan mengantar kan nya ke neraka dengan hukuman yang mengerikan.
nah dorongan ingin dekat, ingin memegang, dan seterus nya tersebut akan beradu dengan nasihat dari orang tua nya yang telah terekam dalam akal nya.
nah ini lah yang di sebut dengan tahap Tarikat (membangun jalan) yang di mulai di usia baligh. ada dorongan dari dalam ada bekal dari luar lalu di olah oleh akal, nah itu lah yang disebut dengan Tarikat. Di satu sisi ada rasa kenikmatan, di sisi lain ada konsekuensi jika tidak di dasari dari keimanan. hal itu lah yang sedang beradu dalam diri nya.
yaitu dorongan dorongan yang ingin mempertahan kan keimanan dan dorongan dorongan yang ingin merusak nya terus beradu.
bayangkan jika anak tidak pernah kita bekali ilmu tauhid ini saat masa kecil nya, beradu tatap ada rasa nikmat, mengobrol dari dekat lebih nikmat, lalu berpegangan tangan lebih nikmat lagi dan seterus nya yang mana jika tidak ada imbangan berupa data dari nasihat nasihat orang tua nya dorongan kenikmatan itu akan terus di ikuti. yang hingga ada akhir nya kejadian anak yang zinah, itu tidak 100% salah sang anak.
karena jika orang tua nya membekali dengan benar pada saat fase pembekalan akan ada Rem yang menahan dorongan dorongan nafsu tersebut.
lain hal nya jika tidak ada bekal tentang ini yang akhirnya sang anak jadi kebablasan tak ada yang menahan dorongan nafsu nya.
maka ini lah yang di maksud “kullu mauludin yuladu alal fitrah.” itu adalah simbolis yang makna nya mau di bagai manakan sang anak untuk perjalanan kehidupan nya itu adalah tergantung dari fase pembekalan nya.
ini lah berat nya menjadi orang tua di akhir zaman, Allah menitipkan makhluk yang bernama manusia dan selama ini kita sebut anak, jika tidak paham harus bagai mana mendidik dan mengembalikan nya nanti, kita jadi harus bertanggung jawab untuk semua dosa dunia akhirat nya. karena saat kita mendidik nya tidak tahu Track akan di kemanakan arah hidup sang anak.
nah di fase ini lah Allah menitipkan sifat ma'ani berikut nya yaitu sam'a dan basar yang sebagai bukti ada nya kedua sifat tersebut dalam diri manusia ada sifat manawiah samian dan basiran.
hingga mulai lah anak melihat segala sesuatu bukan hanya dengan mata dan telinga dzohir nya, tapi mulai memiliki rasa dalam hati nya, maka di sini ada kala nya anak tak menentu suasana sana hati nya, ada kala nya cemberut kepada ibu nya karena hati nya sudah mulai hidup dengan ada nya samian dan basiran.
nah cahaya dari sami'an dan bashiran tersebut menyinari ruh yaitu Ruh jasmani dan ruh Ruhani, lalu kedua ruh tersebut membangkitkan nafsu yang di sebut dengan mulhimah dan mutmainah. dan inilah yang menjadi perangkat di fase Tarikat dalam diri manusia.
maka dari itu contoh orang yang perjalanan tarikat nya sesuai dengan jenjang tahapan usia adalah Sayidina Hussain, cucu Rasululah yang lahir di madinah. yang mana saat itu kota madinah telah dibangun Rasulullah dengan syariat Islam, sehingga sangat sangat minim keburukan di kota tersebut karena hukum dari syariat islam sudah berjalan. orang yang mencuri di potong tangan nya, orang yang berzinah di hukum rajam dan sebagai nya sehingga masyarakat jadi waspada dan tak ada ruang untuk berbuat kejahatan karena tahu konsekuensi nya.
dan karena hal ini apa yang terlihat dan terdengar oleh Hussain sangat terpelihara karena semenjak kecil yang terlihat dan terdengar nya adalah kebaikan kebaikan di lingkungan masyarakat nya, sehingga hampir hampir tidak ada data keburukan dalam akal nya. hingga saat memasuki usia baligh Hussain ber tarikat.
yang puncak punyak nya ketika di usia masih muda harus memimpin para sahabat Rasulullah di medan perang karbala melawan pasukan Yazid bin muawiah yang dalam segi jumlah pasukan Hussain sangat sedikit dari pada pasukan Yazid bin muawiah. yang hingga Syahid nya Hussain di medan perang tak sedikit pun ada ketakutan untuk mundur dari pertempuran.
dan di fase tarikat nya hussain sampai pada puncak ingin berjuang di jalan Allah dengan mati secara Syahid di medan perang.
nah Ruh jasmani tersebut membangkitkan nafsu Mulhimah, dan dalam fase ini akal nya bisa thobi'i atau pun goriji. begini penjelasan nya: jika seseorang, yang di bekali oleh ilmu tauhid, lalu di fase ini sering mendapatkan petunjuk, seperti hal nya keburukan keburukan dalam hati, dia menemukan nya lalu mencari jalan untuk membersihkan nya dengan cara pertaubatan, nah maka dalam fase ini akal orang tersebut mulai goriji.
namun sebalik nya jika pada sampai usia fase ini tidak bisa membaca petunjuk, maka akal nya tetap dalam keadaan thobi'i. jadi tidak ada akal akal yang mendorong untuk memahami perkara perkara yang bersifat ghoib.
contoh nya, di usia ini yang membuat nikmat bagi nya masih seputar perkara perkara dzohir seperti nikmat oleh kendaraan baru, nikmat oleh rumah baru, urus mengurus tanah dan sebagai nya. jadi tidak mengurus dan mencari perkara yang bisa mendatang kan kenikmatan secara ruhani seperti mencari bagai mana khusyu dalam beribadah, memperbaiki akhlak, dan sebagai nya.
kemudian selanjut nya masuk lah pada fase rumah tangga, yang di sini ada ruh Ruhani yang membangkitkan nafsu Mutmainah, maka mulai lah di sini mulai menemukan ketentraman, nafsu nya mulai terkendali di rumah, lalu mulai berketurunan, lalu mulai mencari jalan hidup yang benar dan sebagai nya.
dan yang terakhir sifat ma'ani yang Allah titip kan yaitu Kalam, dan bukti dari adanya sifat itu, dalam diri manusia ada sifat Mutakaliman. pada fase ini, patokan nya di usia kurang lebih 40. nah di fase ini lah mulai menemukan dua jalan yang jika di fase pembekalan nya bagus maka perjalanan hidup nya pun akan bagus, sebalik nya jika fase pembekalan nya tidak bagus maka perjalanan kehidupan nya pun akan tidak baik. hingga di fase ini Allah tutup oleh Quran surah Al-Baqarah ayat ke 257 berikut ini:
Allāhu waliyyul-lażīna āmanū yukhrijuhum minaẓ-ẓulumāti ilan-nūr(i), wal-lażīna kafarū auliyā'uhumuṭ-ṭāgūtu yukhrijuhum minan-nūri ilaẓ-ẓulumāt(i), ulā'ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).
Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kufur, pelindung-pelindung mereka adalah tagut. Mereka (tagut) mengeluarkan mereka (orang-orang kafir itu) dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Penggalan ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menuntun orang orang yang beriman, menuntun dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang, sedangkan untuk orang orang yang Kufur akan di tuntun oleh kekafiran yang menuntun dari jalan yang terang menuju jalan kegelapan.
Dan di fase ini orang orang yang beriman akan Allah tuntun dengan asbab jika melalui manusia, maka akan bertemu dengan orang orang sholeh yang bisa menuntun pada jalan keselamatan, dan jika untuk orang yang kufur maka akan bertemu dengan orang orang yang membawa nya kepada jalan yang sesat.
Dan jika asbab nya ghoib, untuk orang yang beriman akan bertemu dengan ghoib yang mukmin, untuk orang yang kufur akan bertemu dengan ghoib yang kafir.
Nah di dua jalan ini lah yang menjadi akhir dari fase perjalanan manusia, yang mana jika di usaia 40 ini bisa membaca petunjuk yang Allah hadirkan dan menjadikan nya penuntun pada jalan keselamatan, Alhamdulilah. Namun jika tidak bisa membaca petunjuk Nya, maka celakalah orang tersebut.
Dan yang pasti akhir kehidupan manusia akan bertemu dengan sifat Kalam melalui petunjuk petunjuk Nya.
Nah seluruh pembahasan ini menguraikan bahwa sesungguh nya kita ini tidak ada, karena yang ada hanyalah Allah dalam kehidupan kita. yaitu kita Hidup oleh sifat Hayyan, kita memiliki Ilmu dari sifat Aliman, kita ada kehendak dari sifat Muridan, kita ada keinginan dari sifat Qadiron, kita ada keyakinan dari samian dan basiran, hingga akhir nya kita di tuntun menuju jalan yang terang pun olah petunjuk sifat Kalam dari Allah.
nah setelah seluruh uraian dalam tulisan ini maka kesimpulan nya Allah itu ada kita lah yang tidak ada, atau Allah tidak ada lalu kita lah yang ada, itu adalah pilihan.
namun di sini, saya memiliki kewajiban menerangkan yang jika di urai oleh ilmu tauhid, kurang lebih seperti ini lah fase fase kehidupan manusia itu penjelasan nya.
Jika anda memerlukan file PDF materi ini, silahkan Download Disini.
Last updated